JANTHO | Disinyalir imbas perbedaan pandangan politik dalam Pilkada Aceh yang dilaksanakan 23 November 2024, Pj Bupati Aceh Besar Iswanto SSTP., MM., mencopot Drs. Sulaimi, M.Si., Sekda Aceh Besar, Jumat (17/1).
Sulaimi yang digantikan kerab disebut-sebut loyalisnya kepad Kepala OPD (organisasi perangkat daerah) yaitu Kadis Pendidikan Aceh Besar Bahrul Jamil S.Sos. MS.i. mensinyalir Iswanto dan loyalisnya saat Pilkada Gubernur lalu secara vulgar mendukung Cagub 01. Bahkan Iswanto mendampingi Cagub 01 saat negosiasi dengan salah satu calon wagub di Pendopo Gubernur., sumber Waspada Sabtu 18/01/2024.
Tak hanya itu, sumber relawan Cagub 01 tersebut juga mengungkapkan, pada saat rapat-rapat di kediaman Cagub 01, Iswanto selalu hadir.
Sulaimi saat dihubungi menjawab secara diplomatis; “bukan bang, pelantikan ini bukan terkait politik, pencopotan saya mungkin sudah keinginan lama dari Pak Pj Bupati, baru ini beliau bisa wujudkan karena pun sudah mau habis masa jabatan Pj Bupati, tapi kan biasa dalam sebuah roda organisasi (Tour of Duty), lagian Pj Bupati junior saya, dan Pak Kadis pendidikan adalah senior saya, kami ibarat satu keluarga dalam Ikatan Alumni Pendidikan Tinggi Kepamongprajaan (IKAPTK), terima kasih ya”.
Dilansir dari Kabardaily.com, prosesi pergantian ini berlangsung pada Jumat (17/01/2024) sekitar pukul 10.00 WIB di ruang kerja Pj Bupati Aceh Besar, Muhammad Iswanto. Untuk sementara waktu, posisi Sekda Aceh Besar menurut informasi akan diisi oleh salah seorang Kadis.
Pj Bupati Muhammad Iswanto dalam arahannya menegaskan bahwa mutasi jabatan ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat roda pemerintahan di Aceh Besar.
Dia juga meminta Sulaimi untuk tetap menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya di jabatan barunya sebagai Staf Ahli Bupati.
“Kita berharap Pak Sulaimi bisa terus berkontribusi dalam pembangunan daerah melalui jabatan barunya. Mutasi ini adalah bagian dari upaya penyegaran organisasi demi mendukung visi dan misi pemerintah daerah,” ujar Iswanto.
“Drama Pergantian Sekda Aceh Besar: Ancaman, Arogansi, dan Konflik Kekuasaan”
Pergantian Sulaimi dari jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh Besar memanas dengan drama yang memicu perhatian publik. Sumber terpercaya melaporkan ketegangan antara Sulaimi dan Muliadi, sepupu Penjabat (Pj) Bupati Aceh Besar, terjadi sesaat setelah pelantikan Sulaimi sebagai Staf Ahli Bupati.
Insiden itu berlangsung di depan ruang kerja Bupati Aceh Besar. Menurut saksi mata, Sulaimi yang baru saja selesai diambil sumpah jabatan, dihentikan oleh Muliadi yang tampak emosi. Dalam percakapan yang terdengar samar, Muliadi diduga mengancam Sulaimi agar tidak mengusik pekerjaannya di Aceh Besar. Ancaman itu diperkuat dengan gestur intimidasi ketika Muliadi mendekatkan rokok yang dihisapnya ke arah Sulaimi.
*Arogansi Kekuasaan di Balik Pemecatan*
Sumber juga menyebutkan bahwa konflik ini mencerminkan gaya kepemimpinan Pj Bupati Aceh Besar dan kroninya yang kerap menggunakan pendekatan intimidatif. Sulaimi disebut menjadi target karena tidak mendukung “Om Bus,” sosok yang diduga dekat dengan Pj Bupati, dalam Pilkada November lalu.
Ketidakpuasan terhadap Sulaimi semakin nyata pasca-Pilkada, ketika ia kerap disisihkan dari acara dan rapat strategis, meski sebagai Sekda perannya seharusnya menjadi krusial dalam pemerintahan. Pergantian Sulaimi dari posisi Sekda, yang resmi diumumkan hari ini, Jumat (17/1), sebenarnya telah menjadi isu sejak Pj Bupati dilantik pada 2022. Namun, realisasinya baru terjadi hampir tiga tahun kemudian.
*Konflik Kepentingan dan Dinamika Politik*
Pengamat politik lokal menilai bahwa pergantian ini bukan sekadar rotasi jabatan, melainkan bagian dari upaya Pj Bupati memperkuat cengkeramannya di Aceh Besar. “Ada indikasi bahwa ini adalah langkah untuk menyingkirkan pihak-pihak yang dianggap tidak loyal,” ujar seorang pengamat yang enggan disebutkan namanya.
Peristiwa ini menyoroti dinamika politik lokal yang penuh intrik, memperlihatkan bagaimana konflik kepentingan dan arogansi kekuasaan dapat mengorbankan stabilitas pemerintahan.
Publik kini menunggu respons dari Sulaimi maupun klarifikasi resmi dari Pj Bupati Aceh Besar terkait kontroversi yang mencoreng wajah pemerintahan di daerah tersebut.
Kabag Prokopim Setdakab Aceh Besar, Imam Munandar STP belum menjaba melalui pesan WhatsApp oleh media ini terkait pemberhentian Sulaimi mengantikan Bahrul Jamil S.Sos. MS.i. sebagai Plt Setda beredar informasi imbas beda dukungan Pilgub Aceh, Namun beliau belum menjawab sehinga berita ini di tayangkan (**).